Sabtu, 22 Desember 2012

Museum Tempo Doele (MTD) Malang: New Consept Modern Lived Museum


MALANGISME - Kota Malang tidak hanya dikenal sebagai Kota Pendidikan, serta pesona keindahan pegunungannya saja. Namun, Bumi Arema juga terkenal dengan kekayaan sejarahnya yang luar biasa. Seperti yang diabadikan pada Museum Tempo Doele (MTD), yang baru saja diresmikan pada 23 Oktober 2012 lalu. Musem tersebut terletak di Jalan Gajah Mada No. 12 atau berada di belakang Balai Kota Malang.

Cikal bakal musem ini telah dimulai sejak 14 Juni 1997 silam. Perintis museum MTD, Dwi Cahyono sebenarnya pernah mendirikan museum yang bertemakan “Malang 1000 Tahun” di rumah makan Cahyaningrat yang terletak di Jalan Soekarno Hatta, namun rencana tersebut menuai kegagalan. Akhirnya dengan segala susah payahnya, Dwi Cahyono sekarang patut berbangga berkat kegigihannya yang ingin membungkus perjalanan sejarah Kota Malang menjadi sebuah museum, terwujud dengan berdirinya museum MTD ini.
Museum ini bergaya modern dan sangat jauh dari kesan museum kuno pada umumnya. Hal ini dikarenakan museum MTD mengusung konsep New Consept Modern Lived Museum, sehingga ini terlihat berbeda dengan museum lainnya yang ada di Kota Malang. Dwi Cahyono menjelaskan, konsep tersebut merupakan sebuah ide untuk menarik minat masyarakat tentang sejarah. “Museum apabila dikemas dengan cara yang menarik akan menambah minat masyarakat untuk belajar sejarah, oleh sebabnya Museum Malang Tempo Doloe dibuat senyaman mungkin agar para pengunjung merasa betah di museum ini,” paparnya.
Museum MTD buka mulai pukul 08.00-17.00 WIB itu memiliki ruangan sebanyak 20 yang setiap ruangan memilik tema dan kisah sejarah yang berbeda.  Tiket masuk dibandrol mulai dari Rp. 10.000 untuk pelajar dengan syarat menunjukkan kartu pelajar terlebih dahulu, sedang Rp. 25.000, untuk umum.
Museum Tempo Doeloe berhasil merangkul tiga fungsi sosial pembelajaran sejarah, yakni edukatif, rekreatif, dan inspiratif. Oleh karenanya museum ini mendapat respon positif dari berbagai pihak, salah satunya adalah peneliti dari Belanda yang menyumbangkan beberapa koleksi barang bersejarah.


(Moh. Nadlir | 150)
  • Stumble This
  • Fav This With Technorati
  • Add To Del.icio.us
  • Digg This
  • Add To Facebook
  • Add To Yahoo

0 komentar:

Posting Komentar