BANGGA: Cak Min gunakan atribut tarian Jaran Kepang
|
MALANGISME - Kesenian Jarang Kepang memang tak
hanya ada di Malang. Diberbagai kota-pun kesenian ini ada. Ciri khas antara
jaran Kepang satu dengan jaran Kepang lainnya itulah yang membuat beda sesuai karakter
daerah asalnya. Seperti Penggambaran jaranan, jaran dor malangan (karakter
malangan keras, berani tapi jujur), blitaran, tulungagungan, banyuwangian. Perbedaan
tersebut ada pada karakter, gerakan dan cara maen serta filosofinya.
Asal usul secara pasti darimana kesenian Jaran Kepang ini memang tidak pernah tercatat dalam sejarah. Oleh karenanya banyak daerah mengakuinya, tetapi yang jelas memang berasal dari Pulau Jawa.
Salah satu pelestari kesenian Jaran Kepang di Malang adalah Cak Min. Pria asal Blitar ini menetap di Malang mulai tahun 89. Secara turun temurun ilmu yang dia dapat dari kakek buyutnya yang berasal dari Tulungagung.
Cak min bukan hanya seorang penari
Jaran Kepang. Namun dia juga seorang produsen jaran Kepang yang sudah cukup
terkenal se-Nusantara lewat karyanya Jaran Kepang. Dirinya memproduksi Jaran
Kepang untuk dikirim ke berbagai daerah sesuai asal pemesannya. “ tidak hanya dari Malang yang pesen, tapi
dari luar jawa juga ada, seperti Kalimantan,” Ujarnya.
Ketika ditanya bagaimana
kelangsungan Jaran Kepang selama ini, dirinya mengatakan memang minat terhadap
jaran kepang secara umum sangat sedikit. Tetapi di beberapa daerah kesenian ini
tumbuh dengan regenerasi yang lumayan bagus.
Selain menari dan membuat Jaran
Kepang, pemilik nama asli Sukaimin ini juga mengajar kesenian Jaran Kepang kepada
anak-anak sekitar rumahnya. Bahkan dulu kala sebelum kesenian Jaran Kepang lesu
seperti ini, dirinya pernah punya sebuah sanggar tari. Namun karena musibah
pada tahun 2003 banjir bandang di daerah Dinoyo, dirinya harus berlapang dada memulai
semua usahanya ini mulai dari nol lagi.
Dengan titik tolak menggali
khasanah seni budaya Jawa, ia ingin menunjukkan bahwa seni Jawa itu mampu
mandiri dan mendapat tempat dalam masyarakat modern. Oleh karena itu para
seniman, khususnya budaya Jawa, harus mau menggali dan kemudian berkreasi menarik
minat masyarakat modern sekarang ini.
( Moh. Nadlir | 150 )
0 komentar:
Posting Komentar