MALANGISME - Selain
kesenian tarian Jaran Kepang dan tari Topeng, Malang juga masih memiliki
kesenian lain yang tak kalah menariknya yakni kesenian Bantengan. Seni
Tradisional Bantengan, adalah sebuah seni
pertunjukan budaya tradisi yang menggabungkan
unsur tari, olah kanuragan, musik, dan syair atau mantra yang kental
dengan nuansa magis.
Dan
pada umumnya Bantengan dilakukan oleh orang dewasa. Namun di Desa Clumprit,
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang, Bantengan juga dilakukan oleh anak-anak.
Farel,
Ragil dan Andre serta beberapa orang temannya
biasa bermain Bantengan ketika hari libur. Pagi dan sore adalah waktu yang
sering mereka habiskan untuk bermain kesenian tersebut. Tapi jangan dibayangkan,
cara memainkannya seperti orang dewasa. Karena sangat jauh dari kesan mistis atau
kesurupan, justru malah kesan lucu yang Nampak kelihatan.
Peralatan
yang digunakan-pun sederhana, yakni replika Kepala Banteng yang terbuat dari
kayu berukuran kecil serta Tali Pecut atau yang lebih dikenal orang sebagai
cambuk. Diiringi dengan musik yang biasa digunakan sebagai pengiring tari Bantengan
sebenarnya dari sebuah Handpone China.
Mereka
saling berbagi peran, satu orang sebagai pemain banteng, satu orang sebagai
pengendali atau pawang, satu orang sebagai pelecut, dan lainnya sebagai pelengkap.
Permainan dimulai, layaknya banteng sunguhan, mereka mengamuk dan menjadi-jadi.
Mengaduh dan berpura-pura kesurupan layaknya pemain banteng sungguhan. serentak
salah satu teman mereka bertindak sebagai pawang banteng gadungan dan mencoba
menyembuhkan rekannya dengan mantra.
Canda
tawa riang pun menghiasi wajah-wajah polos mereka ketika bermain. Lucu bercampur
geli serta salut tentunya melihat pola tingkah laku mereka. Di tengah gempuran
mainan modern seperti Playstasion, dan game online, ternyata tidak menyurutkan minat
mereka untuk masih bermain bantengan.
( Moh. Nadlir | 150 )
1 komentar:
oh ternyata ada ya gan bantengan anak-anak, pasti lucu itu :)
Posting Komentar