MALANGISME - Bagi warga asli malang
mungkin sudah tidak asing lagi dengan bahasa walikan, nganal (lanang), kodew
(wedok) merupakan salah satu contoh bahasa sehari-hari yang bisa dibalik.
Menurut sejarahnya, bahasa walikan digunakan pada masa perjuangan untuk melawan
penjajah. Bahasa walikan digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengetahui
lawan maupun kawan. Selain itu, bahasa ini juga bermanfaat untuk mengelabui
musuh agar tidak mengerti bahasa arek malang waktu itu.
Seiring berjalannya waktu,
kota malang berkembang menjadi kota yang pesat, saat ini kota malang dikenal
sebagai kota pendidikan, ini membuat kota malang sebagai salah satu rujukan
ketika orang ingin menempuh pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, sampai perguruan
tinggi.
Sampai sekarang kota
malang dipenuhi penduduk dari sabang sampai merauke yang kebanyakan mereka
adalah mahasiswa di beberapa berguruan tinggi di kota malang. Menurut salah
seorang warga blimbing, Mbah Jillah (65), bahasa walikan memang sudah jarang
dipakai dalam kehidupan sehari-harinya, banyak faktor yang menyebabkannya.
"Salah satu penyebabnya adalah banyaknya pendatang yang berada di kota
Malang, " ujar sesepuh warga Blimbing ini.
Beda halnya dengan Roni
(21) seorang mahasiswa asli Malang, dia mengungkapkan bahwa kurangnya wadah
yang disediakan bagi warga malang untuk menggunakan bahasa walikan.
"mungkin bagi pihak terkait bisa membentuk sebuah paguyuban khusus untuk
berkomunikasi menggunakan bahasa walikan, " ujar mahasiswa STIE ASIA ini.
Bagi pemerintah khususnya
Pemkot Malang agar memperhatikan kelangsungan budaya asli, salah satunya bahasa
walikan ini.
( Muhammad Khairuddin )
0 komentar:
Posting Komentar