Dulunya tarian beskalan ini sering
digunakan sebagai tarian upacara kesuburan. Orang jaman dulu sering
menggunakan tarian ini sebagai tarian ketika akan mengadakan
pembukaan lahan atau membangun bangunan yang cukup besar. Bahkan
sekarang ini,beberapa kalangan masyarakat masih ada yang menggunakan
tarian tersebut.
Tarian tersebut dipercaya sebagai
penyambutan para arwah nenek moyang untuk memberkati tanah yang akan
dibangun tersebut. Oleh karena itu adanya tumbal dan sesajen juga
tidak lupa sebagai “jamuan makan” para arwah nenek moyang. Tumbal
yang biasa dipake yaitu tumbal kepala kerbau yang ditanam disekitar
lahan.
Seperti yang kita sendiri bahwa tarian
ini semakin jarang ditampilkan. Hanya beberapa kalangan saja yang
masih setia mempersembahkan tarian ini.
Tarian ini biasanya menjadi tarian
pembuka pertunjukan seperti ludruk. Maka tak heran apabila tarian ini
juga dipersembahkan untuk para tamu penting yang datang ke kota
Malang. Tarian beskalan sendiri berasal dari akar kata Bit-Kal. Bit
berasa dari kata bibit atau bakal dan kal berasal dari kata cikal
yang artinya awal. Dari kata-kata tersebut kata beskalan berarti awal
atau permulaan. Pengertian ini mempunyai kaitan dengan kelapa
(cikal). Itu berarti ada hubungan erat antara sebutan gending kalapa
Ndek (kelapa pendek) yang kemudian dikenal dengan gending beskalan.
Tarian ini sendiri terdiri dari dua
orang putra yang memakai topeng merah dan putih dengan diiringi
gending beskalan. Meskipun pada awalnya diiringi dengan alat music
sederhana, namun sekarang sudah diiringi dengan gamelan Jawa lengkap
dengan laras Slendro yang menjadi cirri khas gamelan Jawa Timuran.
(Arlisa Kumala)
0 komentar:
Posting Komentar