Serta tidak jauh dari sana terdapat tempat makan legendaris yang berdiri sejak lama, bangunan yang bergaya arsitektur Kolonial Belanda ini berada disudut jalan Basuki Rahmad. Di atas bangunan tua tersebut tertulis Toko Oen Ice Cream Palace Patissier.
Ternyata tidak hanya penampakan luarnya saja yang menampilkan nuansa zaman dulu, tetapi jika kita masuk juga kedalam Toko tersebut, kita juga akan disajikan setting tempat makan pada zaman colonial Belanda seperti tempat duduk, pernak – pernik peralatan, foto – foto dan juga tentunya resep Ice Cream yang tetap dipertahankan sejak dulu.
“Toko ini sudah berdiri sejak tahun 1903, awalnya dimiliki Bapak Max Liem, tetapi kemudian berpindah tangan karena tidak ada yang meneruskan. Sekarang Toko Oen Cuma ada dua, yaitu yang di Malang dan di Semarang” kata bapak Anshori, Tourist Communication Toko Oen.
Ciri khas bangunan tua bergaya zaman Kolonial Belanda ini menjadikan Toko Oen menjadi cagar budaya di Kota Malang, dan menjadi tempat wisata yang menarik perhatian wisatawan luar negeri ataupun domestik.
Toko Oen sendiri bukan hanya menjadi Toko Ice Cream, disini pengunjung juga bisa merasakan makanan – makanan eropa, China ataupun Indonesia, seperti steak salad dan nasi goreng. Tidak mengherankan jika pada jam makan siang toko ini tidak pernah sepi pengunjung.
Sebagai salah satu tempat wisata yang ramai pengunjung, tempat ini tak kalah menyimpan banyak cerita sejarah panjang akan kehidupan warga Belanda di Kota Malang pada zaman dahulu.
Pak Anshori juga mengatakan, bahwa pihak pemilik Toko Oen tidak mempunyai niat sama sekali untuk merubah kondisi fisik bangunan, karena akan mengurangi apapun yang sudah menjadi daya tarik wisatawan terhadap Toko Oen, sebagai salah satu Icon wisata Kota Malang.
(Adi Nugroho)
0 komentar:
Posting Komentar